Selamat Datang di Duniaku

Welcome to My Blog

Buruan gabuuuungg.....

Photobucket

Link Motivasi

Selasa, 11 Oktober 2011

Aku Jatuh Cinta PadaMu

Oh, kasih yang agung

Seluruh diriku terselimuti oleh Mu

Segala yang tampak oleh mataku

Tampak seperti wujud Mu

Sajak di atas adalah kutipan dari sajak tokoh sufistik dari daratan Turki yang terkenal, Nashrudin Hoja. Seorang arif yang sering digambarkan dengan kejenakaannya. Karena untuk ukuran para pencinta Tuhan, baginya tidak ada lagi kesedihan dan kekhawatiran. Hidup adalah perwujudan ibadah yang hakiki, sehingga suasana apapun adalah bagian dari anugrah yang diterima dari kekasih sejati. Jika datangnya dari Sang Kekasih bagaimana mungkin hati akan enggan menerimanya. Oleh karenanya, beliau sering tampil dengan kesahajaan dan penuh humor yang menggelitik.

Filosofi cinta memang tidak terlepas dari pengharapan akan pertemuan dengan wujud yang dicinta. Maka manifestasi cinta adalah ”kegilaan” akan segala hal terhadap yang dicinta. Setiap hal yang berkaitan dengan sang kekasih selalu saja menggetarkan jiwa dan perasaan pencinta. Seorang pemuda tergetar hatinya karena pandangannnya tertumbuk sekuntum mawar merah, hanya karena dirinya tahu bahwa sang kekasih sangat menyukai mawar merah. Dengan demikian dirinyapun tersihir oleh nuansa hati dari sang kekasih.

Seorang dara yang menginjak usia dewasa berdesir kalbunya tatkala dia pandangi ”sepasang sandal” butut tergeletak di serambi masjid, hanya karena dia sadar bahwa sandal tersebut adalah milik pujaan hatinya. Hati gadis tadi terselubungi sensasi kebahagiaan karena keberadaan pujaan hati.

Sekuntum mawar merah dan sepasang sandal butut tidaklah akan berarti penting seandainya tidak berkaitan dengan orang-orang yang dicinta. Setiap hal menjadi berarti karena hubungannya dengan orang-orang yang dicinta. Para pencinta mengenal sesuatu lebih bermakna karena hubungan percintaan yang tak terpisahkan.

Sebutan-sebutan bagus dan puji-pujian adalah bagian perwujudan hati yang bercinta. Jadi jangan heran bila mereka yang bercinta sangat senang menyebut-nyebut nama sang dicinta. Adalah pencinta yang sesungguhnya bila setiap hal yang datang dari Sang Dicinta selalu saja diterima dengan suka cita. Bahkan orang awam menggambarkan, ”cubitan” dari kekasih tidaklah terasa pedihnya. Sungguh agung kecintaan itu.

Kecintaan akan menghapus berbagai kekurangan dan menutupi keburukan. Kecintaan mendorong sebuah pengorbanan. Kecintaan adalah kebahagiaan untuk yang dicinta.

Jadi, bila seorang Nashrudin melihat sesuatu selalu tampak sebagai wujud kekasih adalah ungkapan dari dalamnya rasa cinta beliau. Seorang pencinta Tuhan selalu menghadirkan wujud Tuhannya dalam setiap majelisnya. Jadi, sudahkan kita mencintaiNya, sedang hati ini sering tidak tergetar bila ayat-ayatNya dibacakan. Berapa kali kita menyebut namaNya dalam hembusan nafas kehidupan ini. Juga, seberapa berat pertimbangan kita dalam bertemu dan berpisah yang didasari karena kecintaan padaNya. Kepada orang-orang yang kita cintai, orang tua, suami, isteri, anak-anak, kawan, tetangga, calon istri, calon suami atau setiap makhluk, kita selayaknya memulainya dari kecintaan kepadaNya. Jadi, karena aku jatuh cinta padaMu, maka kecintaan itu mengejawantah dalam kehidupan ini.

Sumber: Buletin KJKS BINAMA th 2008

oleh: Kartiko A. Wibowo

Tidak ada komentar:

Posting Komentar