Selamat Datang di Duniaku

Welcome to My Blog

Buruan gabuuuungg.....

Photobucket

Link Motivasi

Senin, 28 November 2011

Filosofi Pensil dan Kehidupan

Hari ini mendung...sambil istirahat siang dan menunggu pesanan makan siang...posting artikel motivasi lagi aja deh...dr pakar motivasi terkenal Bapak Andri Wongso..(artikelnya begitu menginspirasi...jd gak bosen deh kalau posting artikel dari pak Andrie Wongso...

Filosofi Pensil dan Kehidupan

Pada suatu sore yang teduh, seorang nenek tampak berkutat asyik dengan kegiatannya di halaman belakang sebuah rumah. Ia tampak sedang menuliskan sesuatu pada sebuah kertas. Kala itu, kemudian si cucu datang menghampiri dan bertanya, "Nenek sedang menulis apa Nek, sepertinya asyik sekali. Pensilnya baru ya Nek?"

Sambil tersenyum sabar, si nenek menjawab. "Nenek sedang menulis tentang kamu, cucu nenek yang cantik dan pintar," ucapnya penuh sayang. "Tetapi, sebenarnya ada yang lebih penting lho dari isi tulisan ini, yaitu pensil yang nenek pakai untuk menulis ini."

Si cucu sejenak merasa kebingungan mendengar penuturan nenek. Ia pun dengan saksama mengamati sesaat pensil yang ada di tangan nenek. Tak lama, si cucu berkata, "Selain pensilnya masih baru, rasanya tidak ada yang istimewa dari pensil Nenek. Memang apa hebatnya pensil Nenek dibandingkan dengan pensil yang lain?"

"Benar cucuku. Pensil nenek sama saja dengan pensil yang lain. Maksud nenek, sebatang pensil bukan hanya dinilai dari bentuk fisiknya, warna, atau panjang pendeknya, tetapi sebatang pensil sebenarnya mempunyai 5 kualitas unggulan yang bisa menjadi pedoman saat kita menjalani kehidupan ini," jelas nenek sembari mengelus lembut rambut cucu kesayangannya.

"Memangnya selain untuk menulis, kualitas apa lagi yang dipunyai oleh sebatang pensil Nek?" tanya si cucu penasaran.

"Dengarkan baik-baik ya..." ungkap nenek.

"Kualitas pertama yang perlu diperhatikan yaitu bahwa pensil dapyt menjadi pengingat kita kalau kita bisa berbuat hal yang hebat dalam hidup ini. Yakni, mengingatkan bahwa seperti sebuah pensil ketika menulis, kita tidak boleh lupa bahwa ada tangan yang selalu membimbing langkah kita dalam hidup ini. Kita menyebutnya tangan Tuhan. Dia selalu membimbing kita sesuai dengan ajaran-ajaranNya."

"Kualitas kedua, Kamu bisa memperhatikan, bahwa saat proses menulis, kita kadang beberapa kali harus berhenti dan menggunakan rautan untuk menajamkan kembali pensil kita. Rautan itu seakan membuat si pensil menderita. Tetapi setelah proses meraut selesai, si pensil akan mendapatkan ketajamannya kembali. Begitu juga dengan kehidupan manusia. Kita harus berani menerima penderitaan dan kesusahan, termasuk berbagai ujian dan tantangan, karena itu semua yang akan membuat kita menjadi manusia yang lebih baik dan berkualitas."

"Kualitas ketiga yang perlu kamu camkan adalah bahwa pensil selalu memberikan kita kesempatan untuk menggunakan penghapus sebagai upaya memperbaiki kesalahan. Oleh karena itu, memperbaiki kesalahan dalam hidup ini bukanlah hal yang jelek atau buruk. Itu bahkan membantu kita untuk tetap berada pada jalan yang benar. Hal ini sekaligus mengingatkan bahwa kita tak pernah luput dari berbagai jenis kesalahan."

"Kualitas keempat yakni tentang bagian yang paling penting dari sebuah pensil. Jika kamu perhatikan, bagian yang paling bermanfaat bukanlah bagian luarnya, melainkan arang yang ada di dalamnya. Begitu pula dengan kita. Karenanya, kita harus selalu memupuk hal-hal baik yang ada di dalam diri kita dengan terus meningkatkan kualitas dalam diri. Karena itu, kita perlu terus memupuk kekayaan mental dalam setiap tindakan kita."

"Kualitas kelima adalah bahwa harus kita sadari jika sebuah pensil selalu meninggalkan tanda/goresan. Seperti juga manusia, kita harus selalu sadar dan waspada karena apa pun yang kita perbuat dalam hidup ini akan meninggalkan kesan dan goresan. Maka berhati-hatilah dalam berpikir, berucap, dan bertindak. Sehingga, goresan yang kita tinggalkan akan menjadi guratan yang memberi manfaat bagi diri dan orang lain."

Mendengar ucapan itu, si cucu pun berterima kasih pada nenek. "Akan saya ingat terus ucapan Nenek ini. Semoga, saya juga bisa menjadi 'pensil' yang berkualitas Nek..."

Sahabat yang luar biasa,

Hidup adalah proses belajar dan berjuang tanpa batas! Dan, setiap saat kita tak bisa lepas dari berbagai unsur yang ada di sekeliling kita.

Sebagai manusia yang ber-Tuhan, kita harus memiliki nilai spiritual untuk mengajarkan diri agar selalu rendah hati. Kemudian, dalam menjalani kehidupan, kita selayaknya terus berusaha memoles diri secara kontinu agar dapat meningkatkan kualitas pribadi.

Tak lupa, saat melakukan berbagai kesalahan, kita belajar berbenah diri untuk terus menjadi pribadi yang lebih baik. Saat kita maju, tak lupa untuk tetap belajar. Melalui sikap belajar yang konsisten, semoga apa yang telah dan akan kita pikir, ucapkan, dan perbuat, mampu menjadi berkat bagi diri sendiri danbermanfaat untuk orang lain. Sehingga, hidup kita akan jauh lebih berarti.

Salam sukses, luar biasa!!!

klik disini


Menentukan pilihan

Malam yang dingiin...bbbrrrrr....hujannya awet banget...but...diriku selalu semangat untuk terus berkarya...hehehe... Browsing browsing artikel motivasi....selain untuk sharing teman-teman yang galau..yang bingung menentukan pilihan.....ayuuukkk coba deh baca artikel dari bapak motivasi kita....Andrie Wongso....pasti udah gak asing kan dengan namanya....

Suatu hari, terjadilah bencana banjir di sebuah kota. Hujan besar disertai angin kencang yang datangnya tiba-tiba itu telah memporakporandakan banyak harta benda penduduk dan membawa korban nyawa yang tidak sedikit jumlahnya.

Di antara korban bencana di sana, terdapat seorang pemuda yang berhasil menyelamatkan istrinya tetapi sayangnya setelah usahanya menyelamatkan istrinya berhasil, anaknya yang masih balita tidak sempat tertolong, terseret arus, dan akhirnya ditemukan telah meninggal dunia.

Atas kejadian itu, terjadi silang pendapat di antara penduduk yang selamat. Satu pihak menyatakan perbuatan suami yang menyelamatkan istrinya terlebih dahulu adalah hebat dan benar. Menurut mereka, lebih penting menyelamatkan istri. Mengenai anak, menurut mereka, toh nanti pasangan itu bisa dikaruniai putra atau putri lagi. Pokoknya, mereka mendukung pilihan ayah muda itu.

Di pihak yang berseberangan, mereka menyalahkan keputusan si pemuda yang membiarkan anaknya terseret arus dan akhirnya meninggal dunia. Bagi mereka, anak adalah karunia Tuhan yang dititipkan kepada kita, yang tidak boleh disia-siakan dan harus kita pelihara dengan sebaik-baiknya. Jika istri yang meninggal, kan bisa cari istri lagi?

Akhirnya mereka beramai-ramai ingin mendengar langsung dari si pemuda, apa alasan dia memutuskan menolong istrinya dan bukan anaknya terlebih dahulu?

Dengan raut muka menyimpan duka dan mata yang berkaca-kaca, si pemuda dengan suara bergetar menjawab, "Saat air datang dengan tiba-tiba, saya terlempar dan terbawa arus yang deras. Situasi yang seperti itu, tolong dijawab, apakah ada kesempatan bagi saya untuk menentukan pilihan antara menolong istri atau anakku terlebih dahulu? Yang ada di dekat saya waktu itu adalah istriku, maka serta merta saya pun menangkap tangannya dan membawanya pergi dari situ. Saat saya menoleh kembali ke tempat anakku, dia sudah terseret arus dan saya tidak mampu menjangkaunya.

Kalau saya diberi waktu untuk menimbang dalam menentukan pilihan, mungkin saat ini saya telah kehilangan kedua orang yang sama-sama saya cintai. Tolong jangan hakimi saya. Biarlah saya sendiri yang menanggung kesedihan dan perasaan yang bersalah. Karena saya tidak mampu melindungi keluarga dari bencana yang membuat kami kehilangan putra kesayangan kami."

Netter yang bijaksana!

Pada saat situasi darurat, kadang manusia tidak mempunyai kesempatan untuk berpikir dan memilih yang terbaik bagi dirinya. Tetapi, banyak pula manusia yang terlalu banyak berpikir, menimbang, dan selalu ragu dalam menentukan pilihan sehingga mereka kehilangan kesempatan yang datang di hadapannya.

Maka pada saat kesempatan datang menghampiri, tangkap dan jangan lewatkan karena mungkin dia tidak akan datang kembali. Entah kapan kesempatan datang. Yang utama adalah sikap mental kita dalam menyiapkannya.

Jangan terlalu memilih-milih pekerjaan apa yang ingin Anda kerjakan, tetapi pastikan Anda mengerjakan setiap pekerjaan dengan sebaik-baiknya, penuh semangat, dan keyakinan.

Salam sukses luar biasa!!

Soo...tunggu apalagi kawan....yukkk kita bangun kesuksesan bersama d'Bc Network

Minggu, 27 November 2011

Inilah Pilihanku

Selamat malam semua.....lagi pengen bikin tulisan tentang apa yang sudah aku pilih... hhhhmmmm...tadinya aku berpikir banyak hal....
Mungkin gak ya punya usaha sampingan tapi masih bisa kerja di kantor......????
Mungkin gak ya....punya penghasilan lain dari bisnis yang punya prospek bagus...n bisa meningkatkan kemampuan kita.....?

Dan dari beberapa artikel motivasi,ternyata
masa depan sukses memang butuh target...tuliskan target lalu actiooooonnn...cocok juga loh buat yang masih muda yang ingin meraih mimpi di masa depan...

Sooooo...setelah browsing-browsing...ternyata aku menemukan bisnis d'Bc network dengan konsep internet networking.....but...aku masih kurang percaya dengan sistem ini dan akhirnya aku lanjutkan pencarianku bagaimana sebenarnya sistem ini berjalan... ternyata it's different from the system other...networking di d'bc networking ini begitu adil....tidak kerja ya gak dapat hasil....tidak bergantung pada network dibawahnya...walaupun level udah ada di atas..tp kalau gak kerja jangan harap bonus bisa keluar....

Yang mau gabung mudah ko.....cm klik link gambar dibawah ini...isi formulirnya...bayar biaya pendaftaran cuma 39.900 loh...murah kan untuk menggapai masa depan..dan dapatkan bonus menarik....plus bisa dikerjakan dirumah....santai bersama keluarga..hehehe...sip deh pokoknya...


jangan takut karena merasa tidak bakat dalam penjualan....jangan ragu dengan sistem yang dijalankan...ambil keputusan sekarang...n goooooo...raih masa depanmu
lagi promo lohhhhh.......
yang mau menggapai impian dengan serius...klik disini


Kamis, 24 November 2011

Kisah Monyet dan Kuda

Alkisah, di tepi sebuah hutan, ada sekawanan monyet melihat pasukan berkuda melintas di depan mereka. Menyaksikan kegagahan para prajurit berkendara di atas pelana kuda, seekor monyet pun menyombongkan diri bahwa menunggang kuda itu masalah mudah!

Untuk membuktikan perkataannya, saat pasukan berkuda istirahat, si monyet mengendap-endap mendekati seekor kuda di sana. Hup! Dengan lincah, si monyet naik ke atas punggung kuda.

Kuda yang merasakan hentakan berat di atas punggungnya, terkejut. Ia juga merasa kesakitan karena tarikan erat pada surainya. Maka, ia pun segera meringkik, berlari kencang, sambil menggoyangkan liar badannya ke kiri dan ke kanan. Monyet yang tidak bisa mempertahankan keseimbangan badannya, terpelanting dan jatuh ke tanah dengan keras.

Hewan-hewan lain di hutan, ramai menertawakan kebodohan si monyet. Monyet pun tertunduk malu sambil menahan rasa sakit yang menjalari tubuhnya. Ternyata menunggang kuda tidak semudah yang ia kira!

Katanya, "Kapok deh. Cukup sekali saja aku menunggang kuda! Ternyata tidak sehebat dan seenak yang aku bayangkan. Memang sudah menjadi nasibku, aku tidak akan menunggang kuda lagi seumur hidupku. Aku tidak mau mengulangi lagi kesalahan yang sama."

Saat itu, monyet yang tertua di kelompoknya menjawab, "Jatuh memang menyakitkan, tetapi bukan berarti di kemudian hari kamu tidak akan jatuh lagi, entah dari pohon dan darimana pun. Yang perlu ketahui dan dipelajari adalah mengapa kamu jatuh? Jika kita mau belajar untuk tahu kenapa bisa jatuh, maka kita tidak perlu mengulangi kesalahan yang sama di kemudian hari."

Pembaca yang budiman,

Manusia semasa kecil dan mulai belajar berjalan, tidak peduli berapa kali kita terjatuh, mungkin sakit dan menangis, tetapi secara alami pasti akan bangkit lagi. Melalui proses jatuh bangun, akhirnya manusia bisa berjalan dan berlari seperti sekarang.

Sayangnya justru setelah dewasa, manusia yang sudah jauh lebih pandai, saat mengalami jatuh/ gagal walaupun tanpa rasa sakit, begitu takut untuk bangkit kembali.

Selagi masih muda kita perlu belajar mengenal lebih dekat sifat kegagalan. Bagi saya sendiri, kegagalan adalah vitamin kesuksesan, tidak ada orang besar di dunia ini yang bisa sukses tanpa mengalami kegagalan! Orang-orang sukses mampu mengetahui mengapa mereka gagal, sekaligus siap memperbaiki dan berani berjuang lagi demi mensukseskan apa yang menjadi cita-cita besar mereka.

Mari, jangan takut gagal! Pelajari dan ketahui mengapa kita gagal. Dapatkan jawabannya dan tetapkan target cari cara yang paling efektif, siap menjadi pemenang sejati.

Kedamaian Hati

Penulis: Andri Wongso

Alkisah, di sebuah kerajaan, sang Raja mengadakan sebuah sayembara. Dengan hadiah berupa emas yang sangat berharga kepada rakyat yang bisa melukis tentang "kedamaian". Saat diumumkan, banyak seniman dan pelukis mencoba mengikuti sayembara dan berusaha keras untuk memenangkan lomba tersebut.

Waktu yang dijanjikan pun tiba. Baginda Raja datang ke tempat para seniman melukis dan berkeliling melihat-lihat hasil karya mereka. Di antara sekian banyak lukisan, hanya ada dua buah lukisan yang benar-benar paling disukai baginda Raja, yang dianggap mampu mewakili tema tentang kedamaian. Dan sang Raja harus memilih satu di antara keduanya.

Lukisan pertama menggambarkan sebuah telaga yang tenang. Permukaan telaga itu bagaikan cermin sempurna yang memantulkan kedamaian, gunung-gunung menghijau yang menjulang mengitari danau, di atasnya terpampang langit biru dengan awan putih berarak-arakan. Sungguh lukisan pemandangan alam yang sangat indah. Semua yang memandang lukisan ini akan berpendapat, inilah lukisan tentang kedamaian jiwa bagi yang melihatnya.

Sedangkan lukisan kedua menggambarkan pemandangan pegunungan juga. Namun tampak kasar, gundul, dan gersang. Di atasnya terlukis langit yang gelap dan merah menandakan turunnya hujan badai yang telah mereda. Di sisi gunung, ada air terjun deras yang berbuih-buih. Sekilas, lukisan itu sama sekali tidak menampakkan ketenangan dan kedamaian. Tapi, sang Raja melihat sesuatu yang menarik. Di balik air terjun itu tumbuh semak-semak menghijau di atas sela-sela bebatuan. Dan di antara semak-semak itu, tampak seekor induk burung pipit berada di atas sarangnya, sedang mengerami telurnya dan terlihat sebuah kehidupan baru berupa anak burung pipit yang menetas dari pecahan telur. Benar-benar indah dan damai.

Lukisan manakah yang memenangkan lomba? Sang Raja memilih lukisan nomor dua sebagai pemenangnya. Banyak orang pun bertanya: mengapa lukisan itu yang dimenangkan oleh baginda Raja?

Baginda Raja menjawab dengan lantang, "Lihatlah burung pipit di dalam lukisan ini, mampu menggambarkan sebuah kedamaian,tanggung jawab, dan kehidupan baru. Lihat gambaran situasi alam yang buruk dan tidak mendukung, tetapi ibu pipit memenuhi segenap tanggung jawabnya, tetap mengerami telurnya hingga menetas.

Rakyatku.., kedamaian itu bukan berarti kita harus berada di tempat yang tanpa keributan, kesulitan, atau pekerjaan yang keras dan sibuk. Kedamaian adalah suasana hati dan pikiran yang tenang dan damai. Meski kita berada di tengah-tengah keributan luar biasa namun tidak dipengaruhi keadaan luar. Kedamaian hati adalah kemampuan menjaga keseimbangan dan kebijaksanaan di segala situasi dan tetap mampu menjalankan tanggung jawabnya dengan baik."

Semua yang mendengar perkataan raja pun dengan diam mengangguk-anggukkan kepala tanda setuju.

Pembaca yang luar biasa,

Mampu tetap merasa damai di tengah "kekacauan" atau situasi yang riuh rendah memang tidak mudah. Biasanya kita cenderung larut di dalamnya, bahkan mungkin menjadi semakin kacau dan berantakan.

Jika hati dan pikiran kita tidak mampu tenang, kita pun akan mudah terhasut, termakan isu-isu negatif dan hidup menjadi terombang-ambing. Karenanya, kesempatan kita untuk merasakan kedamaian dan bahagia pun menjadi hilang. Mari kita jaga hati dan pikiran sendiri agar selalu tenang dan damai sehingga kebahagiaan akan menjadi milik kita selamanya.

Salam sukses luarbiasa!!

Ubahlah Sudut Pandang

Penulis: Andrie Wongso

Alkisah, suatu hari, seorang ayah muda membawa anaknya yang baru berusia sekitar 4 tahun untuk bermain di taman hiburan. Mereka sedang menantikan parade menyambut ulang tahun taman hiburan tersebut yang akan digelar mulai petang hari. Setengah jam sebelum atraksi dimulai, si ayah mengajak anaknya menuju tempat menunggu yang dianggap paling strategis untuk menonton parade.

Tak lama kemudian, orang yang berkumpul pun semakin banyak saat parade hendak dimulai. Si anak bergerak ke sana-sini dengan tidak sabar.

"Papa, kapan mulai paradenya?" beberapa kali suara kecilnya nyaring bertanya.

"Sebentar Nak, tuh...sebentar lagi mulai. Sabar ya," kata si ayah menenangkan anaknya.

Tidak lama, terdengar suara sirine tanda dimulainya iring-iringan parade. Drumband pun terdengar menyemarakkan suasana diikuti dengan barisan artis dengan gaun yang berwarna-warni, kereta bunga, sepeda hias; semua indah dan seru. Tetapi si anak kecil yang tadinya berada di baris depan, terdesak ke tengah dan berakhir di pinggang gendongan ayahnya pun mulai menangis.

Si ayah dengan nada tidak sabar berkata, "Ssttt. Diamlah sayang. Parade sudah dimulai, kenapa kamu menangis? Lihat tuh si komodo lewat. Eeehhh, kalau kamu nangis begini, lain kali papa enggak mau ngajak nonton parade lagi lho."

Tetapi si anak tidak menjawab malahan suara tangisnya semakin keras. Akhirnya ayahnya melepaskan gendongannya dan berjongkok untuk melepas kejengkelannya. Tiba-tiba si ayah menyadari, yang dilihat anaknya adalah kerumunan orang, panas dan kepengapan udara. Walaupun sudah digendong di pinggangnya, tetapi tetap saja kerumunan orang membuat anaknya pengap dan tidak bisa melihat parade dengan jelas. Si ayah pun segera mengangkat anaknya dan menaruh di bahunya. Kebebasan dari sesak napas dan melihat parade yang indah, isak kecilnya tidak lama berubah dengan senyum dan keceriaan.

Akhirnya mereka berdua bersenang-senang melihat seluruh atraksi dan pertunjukan kembang api hingga di penghujung acara. Waktu tidur pun terlewatkan karena keasyikan menonton keramaian.

Di perjalanan pulang, si kecil tertidur pulas di pangkuan ayahnya. Si ayah pun sibuk membelai sayang putra tunggalnya, tersenyum puas karena kualitas waktu yang bisa disisihkan untuk kebersamaan mereka dan kemampuannya memperbaiki kesalahan, yang mampu mengubah tangis si kecil dengan tawa ceria. Semoga kenangan manis ini akan selalu mereka bawa di perjalanan kehidupan nantinya.

Netter yang Luar Biasa!!

Sama dengan cerita anak kecil yang digendong, kalau tidak diangkat ke atas maka penglihatannya terganggu dan tidak bisa menikmati parade dengan puas.

Dalam kehidupan kita juga sama, kalau pandangan hidup kita sempit, kerdil, pendek maka apa yang kita peroleh juga sama, tidak akan memuaskan.

Untuk menikmati kehidupan ini dengan maksimal dan berarti, kita perlu melatih dan memiliki pandangan hidup yang besar, tinggi, luas sehingga kita mampu senantiasa menguasai masalah dan problem yang muncul. Dan tentu, mampu mengubah kesedihan menjadi kebahagiaan, susah menjadi senang, dan meraih prestasi yang lebih baik dan lebih luar biasa lagi.

Salam sukses luar biasa!!

Apa Definisi Anda Tentang Cinta?

Masing-masing dari kita mungkin beranggapan berbeda untuk menjelaskan apa itu cinta. Terkadang cinta itu seperti duri yang tajam tapi tak jarang pula cinta itu seperti intan yang bersinar. Apakah Anda adalah salah satu orang yang sering atau pernah gagal dalam menjalani cinta?

Bila kita mencintai seseorang entah itu saudara kita, orang tua kita, ataupun teman dekat kita bahkan mungkin pacar kita, tak jarang kita rela untuk berkorban untuk mereka. Kita akan bahagia saat melihat orang yang kita cintai bahagia. Kita akan sedih saat mereka juga sedih.

Pernahkah Anda merasa telah berkorban banyak untuk orang yang kita cintai namun mereka seperti tak memperdulikan kita ataupun tidak melihat keberadaan kita? Bila iya, coba kita renungkan sejenak apa yang membuat kita bisa dalam keadaan yang demikian. Disini kita bukan mencari SIAPA yang salah tapi lebih ke BAGAIMANA kita memecahkan masalah ini. Memang sakit saat kita sudah memberikan yang terbaik untuk orang yang kita cintai namun keberadaan kita tidak dinggap, namun satu hal untuk anda “Berilah yang terbaik untuk orang yang kita cintai walaupun apa yang kita lakukan tidak diperdulikan olehnya, yang terpenting adalah kita telah memberikan apa yang terbaik untuknya secara ikhlas tanpa mengahrapkan imbalan. Karena cinta itu sesungguhnya tidak mengharapkan pamrih”.

Apakah Anda sedang jatuh cinta saat ini? Pasti detik demi detik di hadapan Anda selalu terbayang orang yang Anda cintai. Menyenangkan memang. Sudah berapa besar atau persenkah Anda mencurahkan cinta Anda dengan pasangan Anda? 50%?100%? Disini Anda perlu menahan sedikit luapan senang anda sejenak untuk menentukan seberapa besar cinta yang Anda curahkan pada pasangan Anda. 1 saran yang mungkin egois tapi mungkin akan sedikit membawa kebaikan yaitu berilah pasangan Anda 50% dari cinta yng Anda miliki. Hal ini bukan berarti kita tidak sepenuhnya cinta kepada pasangan kita. BUKAN! melainkan kita harus bisa mengendalikan perasaan cinta yang ada dalam diri kita karena disini kita juga akan menerima efek dari cinta yang kita rasakan. Coba Anda renungkan bila Anda memberi cinta pada pasangan Anda 100% dan pada suatu saat Anda dan pasangan Anda menemui kegagalan dalam berhubungan entah apapun bentuknya mungkin kita sudah tidak berdaya lagi ibaratnya kita melambung tinggi badan kita ke awan setinggi-tingginya lalu kita terhalang sesuatu dan akhirnya kita jatuh, tentu menyakitkan bukan? begitu pula dengan cinta, Semakin banyak cinta yang kita curahkan pada pasangan kita semakin tinggi juga risiko yang harus kita terima. Maka dari itu tidak ada salahnya kita berikan 50% cinta kita pada orang yang kita cintai dan 50% lainnya kita beri ke saudara kita dan sahabat kita karena bila 50% cinta untuk pasangan Anda hilang, Anda tidak terlalu terpukul dan kita masih bisa disembuhkan dengan keberadaan saudara dan sahabat-sahabat kita ^^

Namun kembali kepada Anda masing-masing, karena setiap orang dari Anda mempunyai pandangan berbeda tentang cinta. Bagaimanapun cinta Anda dan Siapapun cinta Anda, jangan sia-sia kan keberadaan mereka, karena suatu saat kita akan merasa sedih saat mereka sudah tidak di samping kita(terutama keluarga kita).^^

Sumber: www.resensi.net

Minggu, 20 November 2011

Ketika Harus Memilih

Pada suatu kelas extention, seorang dosen mengadakan suatu permainan kecil kepada mahasiswanya yang

sudah berumah tangga.

“Mari Kita buat satu permainan, mohon satu orang bantu saya sebentar.”

Kemudian salah satu mahasiswa berjalan menuju Papan Tulis.

Dosen: ”Silahkan Tulis 10 nama yg paling dekat dengan anda pada papan Tulis !”

Dalam sekejap sudah dituliskan semuanya oleh mahasiswa tersebut. Ada nama tetangganya, nama orang tuanya, kekasihnya, anaknya dan lain-lain.

Dosen: ”Sekarang silahkan coret 2 nama yg menurut anda tidak penting !”

Mahasiswa itu lalu mencoret nama tetangganya.

Dosen: ”Silahkan Coret 2 lagi !”

Mahasiswa itu lalu mencoret nama teman-teman kantornya.

Dosen: ”Silahkan Coret 1 lagi !”

Mahasiswa Itu mencoret lagi satu nama dari papan tulis dan seterus sampai tersisa 3 nama yaitu orang tuanya, istrinya, dan anaknya.

Suasana kelas hening. Mereka mengira semua sudah selesai dan tidak ada lagi yg harus dipilih.

Tiba tiba Dosen Berkata : ”Silahkan Coret 1 lagi !”

Mahasiswa itu perlahan mengambil pilihan yg amat sulit lalu dia mencoret nama orang tuanya secara perlahan.

Dosen: ”Silahkan Coret 1 lagi !”

Hatinya menjadi bingung. Kemudian mengangkat kapur dan lambat laun mencoret nama anaknya. Dalam sekejap waktu mahasiswa itupun menangis.

Setelah suasana tenang sang Dosen bertanya kepada Mahasiswa itu. “Orang terkasihmu bukan orang tuamu dan anakmu? Orang tua yang membesarkan Anda, anak anda adalah darah daging anda , sedang istri itu bisa di cari lagi. Tapi mengapa anda berbalik memilih istri anda sebagai orang yang paling sulit untuk dipisahkan ?”

Semua orang didalam kelas terpana dan menunggu apa jawaban dari Mahasiswa tersebut.

Lalu mahasiswa itu perlahan berkata, “Sesuai waktu yang berlalu, orang tua akan pergi dan meninggalkan saya, sedang anak jika sudah dewasa setelah itu menikah pasti meninggalkan saya juga, yang benar-benar bisa menemani saya dalam hidup ini hanyalah istri saya.”

Sumber Source : kata2hikmah0fa.wordpress.com

Indah pada Waktunya

Terkadang kita meminta pada Tuhan setangkai bunga yang indah,

akan tetapi Tuhan memberikan kaktus yang berduri


Di saat lain kita meminta kepada Tuhan kupu-kupu,

akan tetapi Tuhan memberikan seekor ulat

Kita menjadi sedih,

kecewa,

bahkan “MARAH”

Namun kemudian kaktus itu berbunga indah sekali,

dan ulat itupun menjadi kupu-kupu yang cantik

Itulah jalan Tuhan

“Indah pada waktunya-Nya”

Tuhan tidak memberikan apa yang kita “harap”kan

tapi Tuhan berikan apa yang kita butuhkan

Kadang kita sedih,

kecewa,

terluka,

berburuk sangka,

tapi ternyata jauh di atas segalanya

Tuhan sedang merangkai yang terbaik

dalam kehidupan kita

agar kita belajar untuk

Ikhlas dan Sabar

Semoga hari ini lebih baik dari pada hari kemarin

karena seandainya hari ini sama saja dengan hari kemarin

kita termasuk orang yang sudah merugi.

Kisah Cinta Seorang Anak

Dua puluh tahun yang lalu saya melahirkan seorang anak laki-laki,

wajahnya lumayan tampan namun terlihat agak bodoh. Sam, suamiku,

memberinya nama Eric. Semakin lama semakin nampak jelas bahwa anak ini

memang agak terbelakang. Saya berniat memberikannya kepada orang lain

saja.

Namun Sam mencegah niat buruk itu. Akhirnya terpaksa saya

membesarkannya juga. Di tahun kedua setelah Eric dilahirkan saya pun

melahirkan kembali seorang anak perempuan yang cantik mungil. Saya

menamainya Angelica. Saya sangat menyayangi Angelica, demikian juga

Sam. Seringkali kami mengajaknya pergi ke taman hiburan dan

membelikannya pakaian anak-anak yang indah-indah.

Namun tidak demikian halnya dengan Eric. Ia hanya memiliki beberapa

stel pakaian butut. Sam berniat membelikannya, namun saya selalu

melarangnya dengan dalih penghematan uang keluarga. Sam selalu

menuruti perkataan saya. Saat usia Angelica 2 tahun, Sam meninggal

dunia. Eric sudah berumur 4 tahun kala itu. Keluarga kami menjadi

semakin miskin dengan hutang yang semakin menumpuk. Akhirnya saya

mengambil tindakan yang akan membuat saya menyesal seumur hidup. Saya

pergi meninggalkan kampung kelahiran saya beserta Angelica. Eric yang

sedang tertidur lelap saya tinggalkan begitu saja. Kemudian saya

tinggal di sebuah gubuk setelah rumah kami laku terjual untuk membayar

hutang. Setahun, 2 tahun, 5 tahun, 10 tahun.. telah berlalu sejak

kejadian itu.

Saya telah menikah kembali dengan Brad, seorang pria dewasa. Usia

Pernikahan kami telah menginjak tahun kelima. Berkat Brad, sifat-sifat

buruk saya yang semula pemarah, egois, dan tinggi hati, berubah

sedikit demi sedikit menjadi lebih sabar dan penyayang. Angelica telah

berumur 12 tahun dan kami menyekolahkan dia di asrama putri sekolah

perawatan. Tidak ada lagi yang ingat tentang Eric dan tidak ada lagi

yang mengingatnya.

Tiba-tiba terlintas kembali kisah ironis yang terjadi dulu seperti

sebuah film yang diputar dikepala saya. Baru sekarang saya menyadari

betapa jahatnya perbuatan saya dulu.tiba-tiba bayangan Eric melintas

kembali di pikiran saya. Ya Eric, Mommy akan menjemputmu Eric. Sore

itu saya memarkir mobil biru saya di samping sebuah gubuk, dan Brad

dengan pandangan heran menatap saya dari samping. “Mary, apa yang

sebenarnya terjadi?”

“Oh, Brad, kau pasti akan membenciku setelah saya menceritakan hal

yang telah saya lakukan dulu.” aku menceritakannya juga dengan

terisak-isak. Ternyata Tuhan sungguh baik kepada saya. Ia telah

memberikan suami yang begitu baik dan penuh pengertian. Setelah tangis

saya reda, saya keluar dari mobil diikuti oleh Brad dari belakang.

Mata saya menatap lekat pada gubuk yang terbentang dua meter dari

hadapan saya. Saya mulai teringat betapa gubuk itu pernah saya

tinggali beberapa bulan lamanya dan Eric.. Eric…

Namun saya tidak menemukan siapapun juga di dalamnya. Hanya ada

sepotong kain butut tergeletak di lantai tanah. Saya mengambil seraya

mengamatinya dengan seksama… Mata mulai berkaca-kaca, saya mengenali

potongan kain tersebut sebagai bekas baju butut yang dulu dikenakan

Eric sehari-harinya. Saya sempat kaget sebab suasana saat itu gelap

sekali. Kemudian terlihatlah wajah orang itu yang demikian kotor.

Ternyata ia seorang wanita tua. Kembali saya tersentak kaget manakala

ia tiba-tiba menegur saya dengan suaranya yang parau.

“Heii…! Siapa kamu?! Mau apa kau kemari?!”

Dengan memberanikan diri, saya pun bertanya, “Ibu, apa ibu kenal

dengan seorang anak bernama Eric yang dulu tinggal di sini?”

Ia menjawab, “Kalau kamu ibunya, kamu sungguh tega, Tahukah kamu, 10

tahun yang lalu sejak kamu meninggalkannya di sini, Eric terus

menunggu ibunya dan memanggil, ‘Mommy…, mommy!’ Karena tidak tega,

saya terkadang memberinya makan dan mengajaknya tinggal Bersama saya.

Walaupun saya orang miskin dan hanya bekerja sebagai pemulung sampah,

namun saya tidak akan meninggalkan anak saya seperti itu! Tiga bulan

yang lalu Eric meninggalkan secarik kertas ini. Ia belajar menulis

setiap hari selama bertahun-tahun hanya untuk menulis ini untukmu…”

Saya pun membaca tulisan di kertas itu…

“Mommy, mengapa Mommy tidak pernah kembali lagi…? Mommy marah sama

Eric, ya? Mom, biarlah Eric yang pergi saja, tapi Mommy harus berjanji

kalau Mommy tidak akan marah lagi sama Eric. Bye, Mom…”

Saya menjerit histeris membaca surat itu. “Bu, tolong katakan…

katakan di mana ia sekarang? Saya berjanji akan meyayanginya sekarang!

Saya tidak akan meninggalkannya lagi, Bu! Tolong katakan..!!”

Brad memeluk tubuh saya yang bergetar keras.

“Nyonya, semua sudah terlambat. Sehari sebelum nyonya datang, Eric

telah meninggal dunia. Ia meninggal di belakang gubuk ini. Tubuhnya

sangat kurus, ia sangat lemah. Hanya demi menunggumu ia rela bertahan

di belakang gubuk ini tanpa ia berani masuk ke dalamnya. Ia takut

apabila Mommy-nya datang, Mommy-nya akan pergi lagi bila melihatnya

ada di dalam sana… Ia hanya berharap dapat melihat Mommy-nya dari

belakang gubuk ini… Meskipun hujan deras, dengan kondisinya yang

lemah ia terus bersikeras menunggu Nyonya di sana.”

Senin, 14 November 2011

Pernikahan adalah seperti Sekolah

Bertahun-tahun yang lalu, saya berdoa kepada Tuhan untuk memberikan saya pasangan, "Engkau tidak memiliki pasangan karena engkau tidak memintanya", Tuhan menjawab.

Tidak hanya saya meminta kepada Tuhan,seraya menjelaskan kriteria pasangan yang saya inginkan. Saya menginginkan pasangan yang baik hati,lembut, mudah mengampuni, hangat, jujur, penuh dengan damai dan sukacita, murah hati, penuh pengertian, pintar, humoris, penuhperhatian. Saya bahkan memberikan kriteria pasangan tersebut secara fisik yang selama ini saya impikan.

Sejalan dengan berlalunya waktu,saya menambahkan daftar kriteria yang saya inginkan dalam pasangan saya. Suatu malam, dalam doa, Tuhan berkata dalam hati saya, "HambaKu, Aku tidak dapat memberikan apa yang engkau inginkan."

Saya bertanya, "Mengapa Tuhan?" dan Ia! menjawab, "Karena Aku adalah Tuhan dan Aku adalah Adil. Aku adalah Kebenaran dan segala yang Aku lakukan adalah benar."

Aku bertanya lagi, "Tuhan, aku tidak mengerti mengapa aku tidak dapat memperoleh apa yang aku pinta dariMu?"

Jawab Tuhan, "Aku akan menjelaskan kepadamu. Adalah suatu ketidakadilan dan ketidakbenaran bagiKu untuk memenuhi keinginanmu karena Aku tidak dapat memberikan sesuatu yang bukan seperti engkau. Tidaklah adil bagiKu untukmemberikan seseorang yang penuh dengan cinta dan kasih kepadamu jika terkadang engkau masih kasar; atau memberikan seseorang yang pemurah tetapi engkau masih kejam; atau seseorang yang mudah mengampuni, tetapi engkau sendiri masih suka menyimpan dendam; seseorang yang sensitif, namun engkau sendiri tidak..."

Kemudian Ia berkata kepada saya, "Adalah lebih baik jika Aku memberikan kepadamu seseorang yang Aku tahu dapat menumbuhkan segala kualitas yang engkau cari selama ini daripada membuat engkau membuang waktu mencari seseorang yang sudah mempunyai semua itu. Pasanganmu akan berasal dari tulangmu dan dagingmu, dan engkau akan melihat dirimu sendiri di dalam dirinya dan kalian berdua akan menjadi satu. Pernikahan adalah seperti sekolah, suatu pendidikan jangka panjang. Pernikahan adalah tempat dimana engkau dan pasanganmu akan saling menyesuaikan diri dan tidak hanyabertujuan untuk menyenangkan hati satu sama lain, tetapi untuk menjadikan kalian manusia yang lebih baik, dan membuat suatu kerjasama yang solid. Aku tidak memberikan pasangan yang sempurna karena engkau tidak sempurna. Aku memberikanmu seseorang yang dapat bertumbuh bersamamu".

Ini untuk : yang baru saja menikah, yang sudah menikah, yang akan menikah dan yang sedang mencari, khususnya yang sedang mencari.

J I K A........

Jika kamu memancing ikan.....

Setelah ikan itu terikat di mata kail, hendaklah kamu mengambil ikan itu.....

Janganlah sesekali kamu lepaskan ia semula ke dalam air begitu saja....

Karena ia akan sakit olehkarena bisanya ketajaman mata kailmu dan mungkin ia akan menderita selagi ia masih hidup.

Begitulah juga setelah kamu memberi banyak pengharapan kepada seseorang....

Setelah ia mulai menyayangimu hendaklah kamu menjaga hatinya.....

Janganlah sesekali kamu meninggalkannya begitu saja......

Karena ia akan terluka oleh kenangan bersamamu dan mungkin tidak dapat melupakan segalanya selagi dia mengingat.....

Jika kamu menadah air biarlah berpada, jangan terlalu mengharap pada takungannya dan janganlah menganggap ia begitu teguh......cukuplah sekadar keperluanmu.......

Apabila sekali ia retak......tentu sukar untuk kamu menambalnya semula......

Akhirnya ia dibuang......

Sedangkan jika kamu coba memperbaikinya mungkin ia masih dapat dipergunakan lagi.....

Begitu juga jika kamumemiliki seseorang, terimalah seadanya.....

Janganlah kamu terlalu mengaguminya dan janganlah kamu menganggapnya begitu istimewa.....

Anggaplah ia manusia biasa.

Apabila sekali ia melakukan kesilapan bukan mudah bagi kamu untuk menerimanya.....akhirnya kamu kecewa dan meninggalkannya.

Sedangkan jika kamu memaafkannya boleh jadi hubungan kamu akan terus hingga ke akhirnya.....

Jika kamu telah memiliki sepinggan nasi.....yang pasti baik untuk dirimu.

Mengenyangkan. Berkhasiat.

Mengapa kamu berlengah, coba mencari makanan yang lain....

Terlalu ingin mengejar kelezatan.

Kelak, nasi itu akan basi dan kamu tidak boleh memakannya.

kamu akan menyesal.

Begitu juga jika kamu telah bertemu dengan seorang insan....yang membawa kebaikan kepada dirimu.

Menyayangimu. Mengasihimu.

Mengapa kamu berlengah, coba bandingkannya dengan yang lain. Terlalu mengejar kesempurnaan.

Kelak, kamu akan kehilangannya; apabila dia menjadi milik orang lain kamu juga akan menyesal.

Pesan Pendek Tentang Cinta

Seorang pemuda pernah bertanya pada seorang guru yg bijak,

katanya : gue suka sama seorang cewe, tapi gue kok ga yakin ya pak, apa dia itu bener2 sempurna buat gue, apa dia bener2 sayang gue, apa dia bener2 bisa bikin gue seneng.... Karena selama ini yg gue temui cuma seneng di depan aja, lama2 yg ada cuma keributan dan cekcok ga ada habisnya...

Si guru yg bijak hanya tersenyum, lalu ia menjawab : " Sebelum saya memberikan pendapat, saya cuma bisa bilang, bahwa di balik ketampanan kamu, semua pendidikan yg kamu peroleh, kekayaan yg telah kamu kumpulkan selama kamu bekerja, kamu tidak pernah akan menjadi sempurna...

...Begitu juga dgn gadis yg kamu sukai, dia juga tidak akan pernah bisa menjadi wanita sempurna. Tapi yang harus kamu temukan adalah apakah kekurangan kalian bisa disempurnakan bila kalian bersatu...

... semua orang merasakan kepahitan dlm hubunga, keributan, pertentangan & menyadari bahwa tidak akan pernah ada dua manusia yg memiliki kesamaan dlm segala sesuatunya. Tapi perbedaan itulah yg seharusnya menyatukan manusia. Perasaan menghargai serta mencintai semua kejelekan dan kekurangan pasangan itu adalah cinta sejati.... karena cinta sejati berarti mencintai seseorang melebihi kita mencintai diri sendiri...

...dan jika kita menyadari hal tersebut, semua kejelekan yg ada, semua hal2 yg menyakitkan hati dan semua ketidaknyamanan yg engkau rasakan adalah hartamu yg tak ternilai harganya.... karena kamu telah menemukan seseorang yg mau menerima mu apa adanya, kekurangan serta keburukan2mu.. seperti kamu pun mencintai semua kekurangan yg ada padanya..

(lesson from Will good Hunting, written by matt damon & ben affleck)

Tetap Setia-Cinta

Mungkin kisah yang terjadi di kota Amman, Jordania, tergolong langka, unik sekaligus mengundang geli. Seorang pria Jordania yang bernama Bakr Melhem merasa kesepian karena hidup terpisah dengan istrinya yang berada di luar kota. Pria ini iseng-iseng “berselingkuh” dengan wanita lain dalam dunia maya melalui chatroom (ruang ngobrol) di internet. Setelah tiga bulan saling chatting, mereka benar-benar merasa cocok dan saling jatuh cinta. Bahkan sepasang kekasih di dunia maya ini berniat menikah. Mereka lantas membuat janji untuk bertemu di sebuah tempat. Namun saat mereka berdua bertemu, mereka terkejut dan terkesima. Bukannya apa-apa, tapi ternyata “wanita selingkuhan” di internet ini adalah istrinya sendiri. Kontan saja mereka berdua saling menuduh bahwa ia pasangan yang tidak setia. Rencana perkawinanpun batal dan sebaliknya mereka berdua sepakat untuk cerai karena satu sama lain tidak setia!

Kesetiaan memang menjadi barang langka bagi peradaban dunia modern ini. Begitu mudahnya seorang suami berselingkuh dengan wanita lain, sementara itu si istri juga tidak mau kalah dan segera mencari pria idaman lain (PIL). Ujung-ujungnya pun sudah bisa ditebak, mereka memutuskan untuk cerai.

Semua ketidaksetiaan ini biasanya dipicu oleh pendapat umum yang berkata bahwa rumput tetangga memang selalu terlihat lebih hijau dibandingkan dengan rumput di halaman kita sendiri. Terjebak dengan pandangan yang seperti ini membuat satu sama lain mengorbankan kesetiaan demi mendapatkan sesuatu yang lebih “hijau”, padahal kenyataannya tidak seperti itu.

Perbedaan pendapat memang kerap kali terjadi dan kekurangan-kekurangan pasangan kita memang akan semakin terlihat, tetapi itu bukan berarti melegalkan ketidaksetiaan kita. Justru di saat kita melihat ada kekurangan dan kelemahan di sana sini, tugas kitalah untuk menutup dan menjadi pelengkap baginya. Andaikata setiap orang punya pandangan seperti ini, tentu ketidaksetiaan dan perselingkuhan bisa ditekan sampai titik nol!

Tidak ada yang melegalkan ketidaksetiaan, termasuk kekurangan dan kelemahan pasangan kita

Sumber: berbagai artikel

Kamis, 10 November 2011

Siapa Paling Jelek

Ada suatu kisah seorang santri yg menuntut ilmu pada seorang Kyai. Bertahun-tahun telah ia lewati hingga sampai pada suatu ujian terakhir. Ia menghadap Kyai untuk ujian tersebut. "Hai Fulan, kau telah menempuh semua tahapan belajar dan tinggal satu ujian, kalau kamu bisa menjawab berarti kamu lulus ", kata Kyai. "Baik pak Kyai, apa pertanyaannya ?" "Kamu cari orang atau mahkluk yang lebih jelek dari kamu, kamu aku beri waktu tiga hari ". Akhirnya santri tersebut meninggalkan pondok untuk melaksanakan tugas dan mencari jawaban atas pertanyaan Kyai-nya.

Hari pertama, sang santri bertemu dengan si Polan pemabuk berat yg dapat di katakan hampir tiap hari mabuk-mabukan. Santri berkata dalam hati, " Inilah orang yang lebih jelek dari saya. Aku telah beribadah puluhan tahun sedang dia mabuk-mabukan terus ". Tetapi sesampai ia di rumah, timbul pikirannya. "Belum tentu, sekarang Polan mabuk-mabukan siapa tahu pada akhir hayatnya Alloh memberi Hidayah (petunjuk) dan dia Khusnul Khotimah dan aku sekarang baik banyak ibadah tetapi pada akhir hayat di kehendaki Suul Khotimah,bagaimana ? Dia belum tentu lebih jelek dari saya.

Hari kedua, santri jalan keluar rumah dan ketemu dengan seekor anjing yg menjijikan rupanya, sudah bulunya kusut, kudisan dsb. Santri bergumam, " Ketemu sekarang yg lebih jelek dari aku. Anjing ini sudah haram dimakan, kudisan, jelek lagi " . Santri gembira karena telah dapat jawaban atas pertanyaan gurunya. Waktu akan tidur sehabis 'Isya, dia merenung, "Anjing itu kalau mati, habis perkara dia. Dia tidak dimintai tanggung jawab atas perbuatannya oleh Alloh, sedangkan aku akan dimintai pertanggung jawaban yg sangat berat yg kalau aku berbuat banyak dosa akan masuk neraka aku. "Aku tidak lebih baik dari anjing itu.

Hari ketiga akhirnya santri menghadap Kyai. Kyai bertanya, "Sudah dapat jawabannya muridku ?" "Sudah guru", santri menjawab. " Ternyata orang yang paling jelek adalah saya guru". Sang Kyai tersenyum, "Kamu aku nyatakan lulus".

Pelajaran yg dapat kita petik adalah: Selama kita masih sama-sama hidup kita tidak boleh sombong/merasa lebih baik dari orang/mahkluk lain. Yang berhak sombong adalah Alloh SWT. Karena kita tidak tahu bagaimana akhir hidup kita nanti. Dengan demikian maka kita akan belajar berprasangka baik kepada orang/mahkluk lain yg sama-sama ciptaan Alloh.

Sumber: dari berbagai artikel

Senin, 07 November 2011

Kisah Penuh Motivasi

1. Setelah makan malam, seorang ibu dan putrinya bersama-sama mencuci mangkuk dan piring, sedangkan ayah dan putranya menonton TV di ruang tamu.

Mendadak, dari arah dapur terdengar suara piring yang pecah, kemudian sunyi senyap. Si putra memandang ke arah ayahnya dan berkata, “Pasti ibu yang memecahkan piring itu.” “Bagaimana kamu tahu?” kata si Ayah. “Karena tak terdengar suara dia memarahi orang lain,” sahut anaknya.

Kita semua sudah terbiasa menggunakan standar yang berbeda melihat orang lain dan memandang diri sendiri, sehingga acapkali kita menuntut orang lain dengan serius, tetapi memperlakukan diri sendiri dengan penuh toleran.

2. Ada dua grup pariwisata yang pergi bertamasya ke pulau Yi Do di Jepang. Kondisi jalannya sangat buruk, sepanjang jalan terdapat banyak lubang. Salah satu pemandu berulang-ulang mengatakan keadaan jalannya rusak parah dan tak terawat.

Sedangkan pemandu yang satunya lagi berbicara kepada para turisnya dengan nada puitis, “Yang kita lalui sekarang ini adalah jalan protokol ternama di Yi Do yang bernama jalan berdekik yang mempesona.”

Walaupun keadaannya sama, namun pikiran yang berbeda akan menimbulkan sikap yang berbeda pula. Pikiran adalah suatu hal yang sangat menakjubkan, bagaimana berpikir, keputusan berada di tangan Anda.

3. Murid kelas 3 SD yang sama, mereka memiliki cita-cita yang sama pula yaitu menjadi badut. Guru dari Tiongkok pasti mencela, “Tidak mempunyai cita-cita yang luhur, anak yang tidak bisa dibina!”

Sedangkan guru dari Barat akan bilang, “Semoga Anda membawakan kecerian bagi seluruh dunia!”

Terkadang orang yang lebih tua, bukan hanya lebih banyak menuntut daripada memberi semangat, malahan sering membatasi definisi keberhasilan dengan arti yang sempit.

4. Istri sedang memasak di dapur. Suami yang berada di sampingnya mengoceh tak berkesudahan, “Pelan sedikit, hati-hati! Apinya terlalu besar. Ikannya cepat dibalik, minyaknya terlalu banyak!”

Istrinya secara spontan menjawab, “Saya mengerti bagaimana cara memasak sayur.” Suaminya dengan tenang menjawab, “Saya hanya ingin dirimu mengerti bagaimana perasaan saya … saat saya sedang mengemudikan mobil, engkau yang berada disamping mengoceh tak ada hentinya.”

Belajar memberi kelonggaran kepada orang lain itu tidak sulit, asalkan Anda mau dengan serius berdiri di sudut dan pandangan orang lain melihat suatu masalah.

5. Sebuah bus yang penuh dengan muatan penumpang sedang melaju dengan cepat menelusuri jalanan yang menurun, ada seseorang yang mengejar bus ini dari belakang.

Seorang penumpang mengeluarkan kepala keluar jendala bus dan berkata dengan orang yang mengejar bus, “Hai kawan! Sudahlah Anda tak mungkin bisa mengejar!”

Orang tersebut menjawab, “Saya harus mengejarnya . . .” Dengan nafas tersenggal-senggal dia berkata, “Saya adalah pengemudi dari bus ini!”

Ada sebagian orang harus berusaha keras dengan sangat serius, jika tidak demikian, maka akibatnya akan sangat tragis!

Dan juga dikarenakan harus menghadapi dengan sekuat tenaga, maka kemampuan yang masih terpendam dan sifat-sifat khusus yang tidak diketahui oleh orang lain selama ini akan sepenuhnya muncul keluar.

6. Si A : “Tetangga yang yang baru pindah itu sungguh jahat, kemarin tengah malam dia datang ke rumah saya dan terus menerus menekan bel di rumah saya.”

Si B : “Memang sungguh jahat! Adakah Anda segera melapor polisi?”

Si A : “Tidak. Saya menganggap mereka orang gila, yang terus menerus meniup terompet kecil saya.”

Semua kejadian pasti ada sebabnya, jika sebelumnya kita bisa melihat kekurangan kita sendiri, maka jawabannya pasti berbeda.

7. Zhang San sedang mengemudikan mobil berjalan di jalan pegunungan, ketika dengan santai menikmati pemandangan yang indah, mendadak dari arah depan datang sebuah truk barang.

Si sopir truk membuka jendela dan berteriak dengan keras, “Babi!” Mendengar suara ini Zhang San menjadi emosi, dia juga membuka jendela memaki, “Kamu sendiri yang babi!”

Baru saja selesai memaki, dia telah bertabrakan dengan gerombolan babi yang sedang menyeberangi jalan.

Jangan salah tafsir maksud kebaikan dari orang lain, hal tersebut akan menyebabkan kerugian Anda, juga membuat orang lain terhina.

8. Seorang bocah kecil bertanya kepada ayahnya, “Apakah menjadi seorang ayah akan selalu mengetahui lebih banyak dari pada anaknya?”

Ayahnya menjawab, “Sudah tentu!”

“Siapa yang menemukan listrik?”

“Edison.”

“Kalau begitu mengapa bukan ayah Edison yang menemukan listrik?”

Pakar acapkali adalah kerangka kosong yang tidak teruji, lebih-lebih pada zaman pluralis terbuka sekarang ini.

9. Ketika mandi Toto kurang hati-hati telah menelan sebongkah kecil sabun, ibunya dengan gugup menelepon dokter rumah tangga minta pertolongan.

Dokter berkata, “Sekarang ini saya masih ada beberapa pasien, mungkin setengah jam kemudian saya baru bisa datang ke sana.”

Ibu Toto bertanya, “Sebelum Anda datang, apa yang harus saya lakukan? Dokter itu menjawab, “Berikan Toto secangkir air putih untuk diminum, kemudian melompat-lompat sekuat tenaga, maka Anda bisa menyuruh Toto meniupkan gelembung busa dari mulut untuk menghabiskan waktu.”

Jika peristiwa sudah terjadi, mengapa tidak dihadapi dengan tenang dan yakin. Daripada khawatir lebih baik berlega, dari pada gelisah lebih baik tenang.

10. Sebuah gembok yang sangat kokoh tergantung di atas pintu, sebatang tongkat besi walaupun telah menghabiskan tenaga besar, masih juga tidak bisa membukanya.

Kuncinya datang, badan kunci yang kurus itu memasuki lubang kunci, hanya diputar dengan ringan, ‘plak’ gembok besar itu sudah terbuka.

Hati dari setiap insan, persis seperti pintu besar yang telah terkunci, walaupun Anda menggunakan batang besi yang besar pun tak akan bisa membukanya. Hanya dengan mencurahkan perhatian, Anda baru bisa merubah diri menjadi sebuah anak kunci yang halus, masuk ke dalam sanubari orang lain.

sumber: http://terselubung.blogspot.com/2011/08/10-kisah-lucu-penuh-motivasi.html

Kisah Keluarga Tikus

Ini bukan tentang keluarga Stuart Little, ini tentang sebuah keluarga tikus dengan 8 anaknya yang masih belajar mencari makanan. Kebetulan ini adalah keluarga tikus rumahan, yang mencari makanan dari sisa-sisa makanan manusia. Ada dua anak tikus si belang dan si putih menemukan sepotong keju. Namun ada pertanyaan besar bagi kedua anak tikus tersebut, sehingga mereka ragu mengambil keju tersebut.

Apa yang membuat mereka ragu? Sebab keju tersebut tidak terletak di lemari. Padahal mereka biasa mencuri makanan dari lemari.

“Jangan-jangan, keju itu busuk dan dibuang.” kata si putih.

“Tidak, meski dari kejauhan saya mencium kalau keju itu masih segar. Pasti enak.” kata si belang.

“Tapi, warnanya kusam.” bantah di putih.

“Bukan warna yang menentukan, tetapi aromanya.” kata si belang.

“Ya sudah, kita ambil saja!” kata si putih.

“Boleh, tapi ukurannya kecil. Paling cukup untuk kita berdua.” kata si belang.

“Bukankah kata ayah, kita harus berbagi. Kita masih punya 6 saudara.” kata si putih.

“Tapi percuma dibagi-bagi, nanti kebagian sedikit.” kata si belang.

“Cukuplah, tidak kecil-kecil banget. Kita semua bisa kenyang.” kata si putih.

“Iya sih, kalau untuk sekali makan akan kenyang. Tapi untuk 3 kali, terasa kurang.” kata di belang.

Ternyata, ayah mereka mendengar pembicaraan kedua anaknya ini.

“Anak-anaku, apa yang kalian bicarakan adalah benar. Tetapi tidak benar seutuhnya.” sela ayahnya.

“Apa maksud ayah?” kata si putih.

“Kalian terlalu fokus pada kejunya. Kalian harus melihat masalah dengan pandangan yang lain. Ini menyangkut hidup mati kalian.” jelas ayahnya. Tapi kedua anaknya yang belum pengalaman, malah heran dan kebingungan.

“Saya tidak mengerti, ayah.” kata si belang mengernyitkan dahinya.

“OK, tunjukan dimana kalian menemukan keju tersebut.” kata ayahnya.

Kedua anak tikus tersebut mengantar ayahnya menuju letak keju.

“Apa yang kalian lihat?” tanya ayahnya menguji pandangan anak-anaknya.

“Keju, ayah!” jawab kedua anaknya serempak.

“Coba lihat lagi!” kata ayahnya sambil tersenyum. Kedua anaknya memperhatikan keju dengan seksama, tetapi mereka tetap bingung karena tidak ada yang aneh. Melihatnya anaknya kebingungan, ayah mengajak naik ke sebuah meja.

“Nah, sekarang lihat diatas meja ini. Apa yang kalian lihat?” tanya ayahnya.

“Saya melihat sebuah alat dimana ada keju di dalamnya.” jawab si putih.

“Oh iya, baru terlihat.” lanjut si belang. “Alat apa itu ayah?” tanya si belang.

“Itu adalah pertanyaan yang bagus. Kalian sudah tidak terfokus pada kejunya lagi, tetapi pada sistem yang lebih besar. Pertanyaan kalian ini akan menyelamatkan hidup kalian. Alat itu adalah perangkap. Jika kalian mengambil kejunya, ada senjata yang akan membunuh kalian.” jelas ayahnya.

Terang saja, kedua anak tikus ini terperanjat. Kaget bukan kepalang. Tidak terpikirkan sebelumnya. Mereka hanya fokus pada keju.

“Jika kalian melihat secara utuh, pertanyaan kalian akan benar dan akan menyelamatkan kalian. Jangan fokus pada pandangan sempit dan mengambil keputusan dari pandangan tersebut. Dari perbedaan cara pandang ini, bisa menentukan hidup matinya kalian.” jelas ayahnya dengan tatapan kasih kepada kedua anaknya.

Sumber: dari berbagai sumber